Wednesday, November 7, 2007

Sejarah

Crusade War (Part 4)

Kaum Salib segera mendatangkan bala bantuan dari Eropa. Datanglah pasukan besar di bawah komando Phillip Augustus dan Richard “Si Hati Singa”.



Pada tahun 1194, Richard yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di Kastil Acre. Meskipun orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pernah memilih cara yang sama. Pembantaian 3000 tawanan muslim di gerbang Acre tidak lain karena Richard dipojokkan oleh para baron (pangeran2) Eropa yang meberikan dukungan finansial padanya waktu itu.

Richard berniat untuk langsung melanjutkan ekspedisinya menuju Jaffa dan Jerusalem mengejar Salladin ketika itu. Para baron dan penguasa Acre memaksa Richard melakukan pembunuhan tawanan karena toh apabila ditinggal oleh Richard di Acre para baron akan tetap membunuh tawanan2 itu.

Sebelumnya Richard meminta uang tebusan kepada Salladin utk pembebasan sandera tapi tidak dipenuhi,. Itu adalah hal yg lumrah dalam perang abad pertengahan.




Pemimpin2 Islam juga kerap melakukan pembantaian thd penduduk2 Sipil Kristen yg kota2nya mereka rebut dan tentara Kristen yang menyerah. Zenghi dan Baybars adalah salah satu contohnya. Pada saat kejatuhan Acre pada pertempuran terakhir, pasukan2 Baybars memperkosa wanita dan anak2 kemudian membantai mereka semua di pelabuhan. Dan di pertempuran Hittin, Saladin merestui eksekusi Ksatria Templar dan Hospitaller yang sudah menyerah.
------------------------------------------------------------->
Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin secara sembunyi-sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba, bukannya membunuh, malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati Richard hingga akhirnya sembuh.

Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan damai dan berjanji akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa. Mereka pun menandatangani perjanjian damai (1197). Dalam perjanjian itu, Shalahuddin membebaskan orang Kristen untuk mengunjungi Palestina, asal mereka datang dengan damai dan tidak membawa senjata. Selama delapan abad berikutnya, Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.

Richard The Lionheart pernah mengajukan usulan luar biasa pada saat perang salib. Dia mengusulkan agar saudarinya, Joanna, menikahi al-Adil (saudara Saladin) agar pasangan itu nanti akan memerintah Tanah Suci, sebagai Raja muslim dan Ratu Kristen. Tentu saja usulan ini ditentang oleh kedua pihak. Al-adil terlihat tertipu dan tergoda oleh usulan itu, tapi Saladin hanya menolaknya, dengan beranggapan bahwa Richard pastilah berkelakar. Di pihak Kriten, para pendeta menolak hal tersebut karena menganggap pernikahan semacam itu tidak sah, apalagi Joanna menolak. Richard pun mengajukan usul lain dengan membujuk al-Adil untuk bersedia menjadi seorang Kristen untuk memecahkan persoalan ini. Al-Adil menolak dengan sopan dan mengundang Richard untuk makan malam di Lydda pada tanggal 8 November. Pada pertemuan itu, baik kaum muslim dan kaum Kristen menerima kegagalan usulan yang ditawarkan Richard dengan lapang dada, bahkan saling bertukar hadiah.

Walaupun perundingan antara Saladin dan Richard banyak yang gagal, namun mereka saling menghormati antara yang satu dengan yang lain. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.

Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Menurutnya, dia, Saladin, lebih suka memeperkuat nilai-nilai keksatriaan yang bersifat moderat, bahkan dalam pertempuran.



Richard selalu mengalahkan Saladin dalam beberapa clash mereka di Palestina dan merebut banyak kota dari Saladin, tapi target utama Richard untuk membebaskan Yerusalem tidak pernah menjadi kenyataan selama dia memimpin Crusader. Richard pernah mencoba menyerang Palestina, namun Saladin berhasil menggunakan taktik 'bumi-hangus' dengan menebang pepohonan di sekitar kota, membakar ladang2 serta meracuni sumur2 sekitar Yerusalem sehingga Richard tidak punya sumber daya untuk melakukan siege war thd Yerusalem dan akhirnya mundur.

Taktik bumi hangus merupakan taktik yang umum dilakukan oleh pihak yang sedang bertahan dan terdesak dalam perang masa lalu.
-------------------------------------------------------------------->

Crusader yang pertama dibawah pimpinan Godfroy De Boullion juga mengalaminya waktu pasukan Crusader pertama mengepung Yerusalem. Kala itu pemimpin Mesir di sana - Ifthikar Al Daulay melakukan taktik bumi hangus utk menggagalkan kepungan Crusader. Namun taktik itu gagal karena Crusader mendapat bantuan para biarawan dari Mt. Olive dekat Yerusalem yang sudah mempersiapkan logistik begitu mengetahui paskan Eropa akan membebaskan Yerusalem.

Saladin melakukan itu setelah kekalahannya di petempuran Arsuf/Arsur September 1191. Dalam pertempuran itu, pasukannya kocar kacir oleh serangan pasukan Richard yang berjumlah lebih sedikit.

Saladin kemudian mundur utk bertahan di Yerusalem. karena khawatir Richard akan merebut kota sebelum bala bantuannya dari Mesir tiba, Saladin memerintahkan pembakaran dan penebangan thd semua ladang dan pohon disekitar Yerusalem serta meracuni sumur disekitarnya agar Richard tidak mungkin melakukan pengepungan jangka panjang.



Di pihak Richard, sebenarnya setelah pertempuran dia tinggal memiliki 2000 pasukan infantri yang masih fresh ditambah sekitar 50-an kaveleri Knights Templar yang antusias membalas kekalahan di Hattin beberapa thn lalu.

Richard sengeja tidak memerintahkan pengejaran thd Saladin dan pasukannya. Pasukan Kristen baru bergerak ketika mendapat kabar bahwa Saladin sudah berada di dalam kota Yerusalem.

Hal itu dilakukan Richard antara lain karena dia ingin menaklukan Saladin sekaligus merebut Yerusalem. Kemudian Richard juga berharap pengepungannya akan berakibat Saladin menyerah dan Richard bisa memasuki kota sebagai pahlawan sama seperti ketika Saladin merebut Yerusalem beberapa thn sebelumnya.
Alasan lain adalah Richard ingin menawan Saladin hidup-hidup dan oleh karena itu Richard tidak melakukan pengejaran. Karena apabila pasukannya berhasil mengejar pasukan Arab, maka akan beresiko thd nyawa Saladin karena kontingen Knights Tempar dipasukannya pasti akan langsung membunuh Saladin apabila tertangkap.

Di lain pihak, Saladin yang tahu bahwa Richard memberi kesempatan padanya untk regroup di Yerusalem, mengirimkan salju beku dan buah2an segar ke perkemahan Richard yang mulai dilanda kekurangan air dan makanan.

Kedua pihak akhirnya batal bertempur dan terjadi perjanjian dianta keduanya. Isinya adalah Saladin membuka Yerusalem utk kembali boleh dikunjungi peziarah Eropa dgn jaminan keamanan darinya.

No comments: